Videoyang saya amati adalah tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan formasi para penari membentuk garis lurus dan diagonal. 2. Bagaimana arah hadap gerak penari selama peragaan tari? Gambarlah pola lantai yang terlihat dari gambar dua tarian pada teks tersebut. Pada teks "Pola Lantai Gerak Tari' terdapat foto Tari Legong. Penari
– Tari gending sriwijaya berasal dari daerah Palembang, Sumatera Selatan merupakan salah satu ikon kesenian tari tradisional yang cukup populer. Biasanya di dalam setiap penampilannya, tari ini akan dibawakan oleh 9 orang penari dengan berbagai peran dilihat dari sinopsis gerakannya, tari ini memiliki catatan sejarah dan berbagai makna yang termuat di dalamnya. Umumnya tarian ini menceritakan tentang kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan termasuk besarnya pengaruh agama Budha ketika masa terdapat ciri khas yang cukup terlihat jelas, yakni dari tarian ini merupakan kemegahan kostumnya dengan didominasi warna merah dan ornamen apakah sebelumnya kalian sudah pernah melihat atau mencari tau informasi tentang tarian ini? Atau kalian membutuhkan informasi tentang tari ini untuk menjawab tugas kalian?Kalau begitu langsung sajalah kita masuk ke pembahasan dibawah sejarah tari gending sriwijaya yang berasal dari daerah Palembang ini bermula pada masa pemerintah Jepang pada tahun 1942 untuk dibuatkan lagu dan tari penyambutan khas dari Sumatera sendiri baru dilaksanakan pada Oktober 1943 oleh seorang wartawan dan sastrawan yang dikenal dengan nama Nuntjik berdasarkan perintah dari Letnan Kolonel kemudian melakukan kolaborasi dengan komposer yang bernama Ahmad Dahlan Mahibat, yakni seorang jebolan toonel Bintang Berlian sebagai penata musik serta menuliskan teks lagunya. Ahmad Dahlan kemudian menyelesaikan syairnya dan disempurnakan kembali oleh Nuntjik dan diberi judul Gending bentuk dari tarian ini beralih ke penggunaan ragam gerak tarian, properti, kostum dan tata rias yang ditangani oleh Miss Tina Haji Gung serta dibantu oleh Suakaenah A. Rozak, Akbar dan juga E. Husin bentuk ragam gerak yang ada di dalam tarian ini adalah intisari dari unsur adat Batanghari Sembilan. Hal ini merujuk pada Palembang dan Sumatera Selatan sebagai daerah asalnya, kemudian dikombinasikan lagi dengan gerak dari itulah, tarian ini sangat berkaitan erat dengan budaya istiadat masyarakat Palembang. Pertunjukan tari ini pertama kali dilakukan pada tanggal 2 Agustus 1945 di halaman Masjid Agung Palembang untuk menyambut kedatangan Moh. Syafei serta Djamaludin Adi Negoro di daerah Tari Gending SriwijayaTari kolase gending sriwijaya ini akan ditampilkan dengan nuansa positif penuh keceriaan, keramahan dan penghormatan. Oleh sebab itu, fungsi tari gending sriwijaya adalah sebagai penyambutan tamu dalam acara penting, seperti upacara adat, pernikahan dan sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke ragam gerakan yang ada di dalam tarian ini mengandung filosofi dan makna yang berhasil ditampilkan untuk menceritakan nilai kehidupan manusia terhadap Tuhan dan juga mengulang kisah kejayaan Kerajaan tari gending sriwijaya berupa ketika penari menjentikkan ibu jari dan jari tengah sesudah gerakan saling melepas sesuai ketukan irama. Filosofi yang terkandung didalamnya adalah bahwa masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan secara umum sangat disiplin, pekerja keras dan lain dari tari ini adalah menggambarkan ketaatan pada Tuhan yang bisa dilihat dari gerak sembah, sikap hormat dan bertoleransi terhadap sesama yang digambarkan dalam gerak sembah hanya itu saja, perlengkapan sekapur sirih ternyata memiliki makna yang sangat mendalam juga lo. Contohnya, memberikan gambaran sikap rendah hati dan tidak merugikan pihak lain jika dilihat dari cara pinang yang berbatang lurus tanpa ranting menandakan budi pakerti dan loyalitas tinggi masyarakat Sumatera Selatan. Untuk gambir sendiri masih membutuhkan pengolahan terlebih dahulu sebelum bisa digunakan untuk menginang bersama sirih memiliki makna kesabaran dan pantang menyerah untuk meraih dari semua penjelasan diatas, maka nilai moral dan budaya yang terkandung di dalam tarian gending sriwijaya berupa sifat tawakal, peduli, rendah hati, kerjasama, rukun, sabar, setia, mandiri dan Penari Dan Formasi TarianKesenian tari tradisional yang berasal dari Palembang ini biasanya akan dibawakan oleh 9 penari perempuan, 3 penari laki-laki dan juga 1 orang menyanyikan lagu gending penari perempuan berjumlah 9 adalah bagian inti yang menjadi melambangkan Batanghari Sembilan atau sembilan sungai yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Sementara jumlah ganjil juga menjadi simbol kesatuan dengan satu bentuk representasi sikap batin manusia di dunia yang dikendalikan oleh kekuatan Tuhan Yang Maha penari akan berada di formasi paling depan dengan membawa tepak berisikan sekapur sirih. Nantinya akan diberikan kepada para tamu sebagai bentuk ungkapan rasa hormat dan ucapan selamat di dalam tarian ini setiap penari mempunyai formasi tempat dan kostum yang berbeda setiap perannya. Formasi tersebut berupa, satu penari utama berada di posisi paling depan dengan membawa tepak, dua orang penari membawa peridon, enam penari pendamping berada di sisi kanan dan dari formasi tersebut, penari laki-laki akan membawa payung, dua orang membawa tombak, sedangkan untuk satu orang lagi menyanyikan lagu gending sriwijaya. Akan tetapi jika tari ini diadakan didalam ruangan, maka penambahan ini tidak akan Juga Tari Pendet BaliGerakan Tari Gending SriwijayaTerlepas dari fungsi dan posisi penari, lantas bagaimanakah gerak tari gending sriwijaya itu sendiri? Ragam gerakan tari gending sriwijaya dapat dibagi menjadi 3 macam, antara lain sebagai berikut1. Gerak Awal TarianSembahGerak sembah di dalam tari gending sriwijaya dilakukan dalam dua macam, yakni sembah dan sembah ini akan dilakukan dengan cara tangan mengkurap, kedua kaki berjinjit, dan posisi badan merendah dan diikuti lagu sedikit menunduk. Makna dari gerakan semabah ini berupa penghormatan kepada Tuhan dan sikap saling menghormati sesama KesetKetika melakukan gerakan ini, kaki kanan penari akan digeser atau istilah ngeset ke arah depan serta sedikit menyerong ke kanan. Sedangkan kaki kiri akan berjinjit dengan tangan diposisikan pada gerakan awal tarian berupa kecubung ini berupa berdiri di bawah kanan dan kiri, serta kecubung berdiri diatas kiri dan kanan. Biasanya gerakan ini dilakukan dengan menyilangkan tangan lalu diayunkan sehingga membentuk pola posisi kecubung dibagi menjadi kecubung atas kiri dan kanan yang setiap perubahan pose akan ditandai dengan menjentikkan TerbangGerakan ini akan diawali dengan posisi kedua tangan menthang, lalu diayun-ayunkan ke bagian atas dan bawah sebanyak dua kali. Untuk posisi badan penari akan mendhak ketika melakukan gerakan Gerak Pokok TarianElang TerbangSelain di gerakan awal, gerak elang terbang juga dilakukan di dalam tari pokok dengan ditambahkan gerakan elang duduk yang sebelumnya tidak ada di bagian awal. Gerakan ini menjadi lambang sikap kuat dan teguh pendirian dalam melakukan segala sesuatu dalam kehidupan SabdaGerakan ini dilakukan dengan posisi tangan menyilang diubah menjadi kembar dengan arah kanan, lalu diikuti oleh ukel dan ditarik ke depan badan. Posisi tangan kemudian sembah, dimana selama bergerak pandangan mata akan mengikuti arah gerakan ini pada tarian gending sriwijaya menjadi bentuk ajakan kepada penonton untuk menjunjung tinggi kebenaran dan terus melakukan perbuatan BungaGerakan tabur bunga ini pada awalnya posisi tangan menyilang dan diikuti gerak tangan kanan layaknya sedang menabur bunga, sedangkan tangan kiri tetap berada didepan dada. Ketika gerakan ini dilakukan, maka posisi badan penari ke depan, sedikit mundur ke belakang, tepat di tengah, rebah kayu ke arah belakang dan duduk tabur bunga di dalam tarian ini memiliki makna berupa setiap ilmu sekecil apapun harus diamalkan dan disebarluaskan tangan yang sebelumnya menyilang lalu disebarkan ke arah belakang, diikuti gerak ukel ke depan, kemudian diteruskan posisi tumpang taling, menjentik dan membawa tangan kembali ini dilakukan dengan cara memposisikan jari-jari tangan membentuk seperti lambang Tri Murti. Makna dari tafakur ini bahwa manusia diwajibkan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha MahameruSiguntang mahameru ini merupakan gerakan yang dilakukan dengan menyilangkan tangan lalu dibawa ke samping badan. Untuk tangan kanan penari akan diletakkan diatas kepala dan memposisikan tangan kiri di depan dada, diteruskan menghadap ke arah sebaliknya dengan menjentikkan jari ketika pindah BenangGerakan ini akan dimulai dengan cara tangan menyilang, diikuti ayunan tangan layaknya sedang mengulur benang. Gerak ini menggambarkan kegiatan menenun songket yang menjadi kebiasaan perempuan Gerak Akhir TarianTolak BalaGerakan ini biasanya dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap segala sesuatu yang bersifat negatif terhadap kehidupan melakukan gerakan mendengar, kedua tangan yang awalnya disilangkan kemudian dibawa pada posisi tangan kanan ngiting serta diletakkan di bagian atas telinga kanan dengan tangan kiri masih berada di depan dada. Sedangkan untuk posisi badan penari agak condong ke dan kepala sedikit PenutupGerak sembah penutup ini akan diawali dengan tangan menyilang, diikuti gerakan ulur benang dalam posisi duduk. Selanjutnya tangan kanan akan melakukan gerakan kebar, ukel dan diakhiri dengan Dan Properti Tari Gending Sriwijaya1. Busana Aesan GedeKostum tari gending sriwijaya berupa aesan gede ini hanya dipakai oleh penari utama dalam tari gending sriwijaya. Warna merah disini dipilih untuk dijadikan warna primer hues yang merupakan warna pakaian adat khas Provinsi Sumatera Busana Aesan PaksakongKostum aesan paksakong ini biasanya akan dipakai oleh penari pendamping pada tarian gending sriwijaya. Bahan untuk pembuatan baju ini adalah kain beludru tabur payet berbentuk layaknya baju kurung sebagai budaya karena itu tidak menggunakan kemben songket layaknya aesan gede. Bentuk mahkotanya juga cukup sederhana jika dibandingkan pasangan mahkota balutan kostum aesan Busana Teluk BelangoTeluk bango adalah kostum yang biasanya akan dipakai oleh penari laki-laki pada tarian ini. Bentuknya berupa setelan baju panjang dan celana panjang serta dikombinasikan dengan kain songket ataupun sarung DodotProperti dodot ini biasa disebut dengan kemben yang merupakan perpaduan budaya Jawa pada gending sriwijaya. Bentuk dari dodot sendiri adalah persegi panjang yang biasa digunakan untuk melilit dada hingga PendingNama pending sendiri merupakan sebutan untuk properti semacam ikat pinggang yang terbuat dari bahan dasar kuningan. Bentuknya seperti untaian lempengan persegi yang dipenuhi dengan ukiran berbagai motif tumbuhan dan hewan, serta di bagian depan berbentuk persegi enam dengan ukuran lebih Selendang MerantiProperti selendang mantri ini biasa digunakan oleh penari tari gending sriwijaya yang terbuat dari kain songket Palembang. Cara penggunaannya akan diikatkan ke pinggang serta dikaitkan pada bagian TerataiTeratai disini bukanlah bunga, melainkan penutup dada yang dibuat dari kain beludru dengan aksen motif payet atau manik-manik, Properti ini biasanya memiliki warna yang beragam, mulai dari keemasan membuatnya semakin SelempangSelempang pada tarian ini digunakan untuk menyilang diluar kostum yang dipakai oleh para penari, baik yang memakai aesan gede ataupun aesan paksakong. Bahan pembuatan selempang sendiri adalah dari kain beludru berukuran 15 x 150 cm dengan ornamen hias berupa lempengan berwarna keemasan yang Kalung Kebo MunggahKalung ini biasa juga disebut sebagai tapak ijo yang memiliki susun tiga dengan bagian bawah berukuran paling besar. Biasanya berwarna keemasan dengan setiap bagian merupakan perlambangan strata sosial kerajaan, dimulai dari raja susunan paling GelangTerdapat 3 jenis gelang yang biasanya dipakai oleh para penari gending sriwijaya. Nama dari semua gelang tersebut berupa gelang gepeng bentuk pipih, gelang sempuru berbentuk seperti kulit durian, serta gelang kano bentuknya bulat dengan ukiran.11. Kelat BahuBentuk dari kelat bahu yang digunakan penari gending sriwijaya hampir mirip dengan burung. Untuk warnanya keemasan serta digunakan pada bagian lengan bahu kanan ataupun TanggaiProperti tanggai ini dibuat dari bahan kuningan, perak atau logam lainnya yang digunakan pada ujung jari supaya jari penari lebih lentik dan manis. Namun uniknya, properti ini hanya digunakan pada jari manis, telunjuk, kelingking dan jari tengah, baik kanan atau KasuhunKasuhun sendiri merupakan sejenis hiasan kepala yang dibuat dari bahan kuningan, perak atau logam berwarna emas lainnya. Properti ini akan dilengkapi dengan ornamen burung garuda pada bagian tengah, serta dipakai oleh penari utama PilisSama seperti kasuhun, pilis juga berupa hiasan kepala namun mempunyai ukiran yang lebih kecil dan sederhana. Properti ini hanya digunakan oleh penari pendamping dalam tarian gending TanjakTanjak ini sebenarnya masih satu jenis dengan dua properti sebelumnya, biasanya akan dipakai oleh penari laki-laki. Bahan pembuatan tarian ini adalah dari kain songket berbentuk persegi panjang, lalu dibentuk mengelilingi kepala serta mengerucut di bagian Sanggul MalangMaksud dari sanggul malang ini adalah tatanan rambut penari perempuan tari gending sriwijaya. Sanggul ini akan dilengkapi dengan berbagai aksesoris yang cenderung berwarna ini juga akan diberi tambahan dari cempako yang berbentuk bunga serta dikombinasikan dengan beringin dalam satu Kelapo TandanProperti ini berupa hiasan kepala yang ditancapkan di bagian sanggul berbentuk bunga dan daun dalam satu kesatuan. Makna dari properti ini adalah lambang dari kasih sayang dan semangat gotong Bunga RampaiBunga rampai adalah hiasan penari pada bagian kepala belakang yang terdiri dari roncean bunga dengan perpaduan warna kuning, merah dan itu ada juga roncean bunga melati yang biasa dipakai pada bagian sisi kanan dan kiri mengait pada Anting Susun TigaPara penari juga akan menggunakan anting susun tiga yang bentuknya mirip bulan dan bintang sebagai hiasan Sewet SongketSongket ini merupakan kostum bawahan yang digunakan oleh para penari dengan motif lepus desain songket dengan benang emas penuh di semua bagian.21. RumpakRumpak sendiri merupakan kain songket khusus yang dipakai oleh penari laki-laki dengan tumpal kain diposisikan di belakang. Untuk penari yang sudah menikah, rumpak ini dipakai hingga mencapai bawah lutut, sedangkan bagi yang masih lajang cukup sebatas lutut TepakProperti ini berupa sebuah wadah bertutup dengan bentuk persegi yang dibuat dari bahan kayu. Bagian luar tepak ini akan diberi hiasan berupa ukiran corak dalam properti ini ada capu wadah yang lebih kecil dengan isian sirih, kapur, pinang, gambir, daun sirih untuk menginang. Semua isian ini biasa dikenal dengan sekapur sirih sebagai bentuk PeridonProperti ini biasa disebut dengan pridon yakni bagian dari perlengkapan tepak sebagai tempat seserahan. Untuk bahan pembuatannya sendiri dari jenis PayungProperti payung disini biasanya akan dibawa oleh penari laki-laki sebagai pengawal penari utama saat memberikan sekapur sirih dalam tepak kepada tamu. Payung ini memiliki simbol sebagai kebesaran yang bisa memberikan perlindungan kepada sosok TombakTombak juga termasuk ke dalam daftar properti tarian gending sriwijaya yang biasa dibawakan oleh dua orang laki-laki dengan posisi di bagian kiri dan kanan belakang. Tombak sendiri memiliki makna keperwiraan yang memberikan rasa Penari Gending SriwijayaBentuk riasan penari gending sriwijaya akan membuat lebih cantik penampilannya, sebagai bentuk penggambaran putri jelita yang anggun dan elegan. Oleh karena itu, ciri khas utama dari tata rias penari adalah menggunakan eyeshadow berwarna coklat atau hijau sebagai Musik Dan Syair Gending SriwijayaPada awalnya, iringan musik tari gending sriwijaya menggunakan gamelan lengkap dengan gendang Melayu, gong, bas, accordion dan biola. Kemudian akan diikuti oleh seorang yang membawakan lagu gending sriwijaya secara tetapi, penggunaan iringan tersebut sekarang ini sudah diganti oleh tape recorder, namun tetap mempertahankan musik dan lagu yang sama. Sementara isi lirik gending sriwijaya yang diciptakan oleh A. Dahlan Mahibat serta berkolaborasi dengan Nunjtik adalah sebagai berikutDikala ku merindukan keluhuran dahulu kalaKutembangkan nyanyi dari lagu Gending SriwijayaDalam seni kunikmatkan lagi zaman bahagiaKuciptakan kembali dari kandungan MahakalaSriwijaya dengan asrama agung Sang MahaguruTutur sabda dharmaphala satyakirti dharma kirtiBerkumandang dari puncaknya Siguntang Maha MeruMenaburkan tuntunan suci Gautama Budha SaktiBorobudur candi pusaka zaman SriwijayaSaksi luhur berdiri tegak kokoh sepanjang masaMemasyurkan Indonesia di Benua AsiaMelambangkan keagungan sejarah nusa dan bangsaTaman sari berjenjang emas Perlak Syri KesyatraDengan Kolam Pualam bagai di Syorga IndralayaTaman Putri turunan Maharaja SyailendraMendengarkan nyanyi Irama Lagu Gending SriwijayaPola Lantai Tari Gending SriwijayaPastinya banyak sekali yang bertanya tentang pola lantai tari gending sriwijaya? Sebenarnya, tari gending sriwijaya menggunakan pola lantai lurus yang berkembang menjadi pola lantai garis artian ketika penari masuk akan menggunakan pola lantai garis lurus. Kemudian jika sudah mulai bergerak, maka pola lantainya berubah menjadi seperti huruf V dengan penari utama berada di susunan paling Juga Tari Kuda LumpingAkhir KataMungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan tentang tari gending sriwijaya dari Palembang, Sumatera Barat ini. Semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu menambah pengetahuan Anda dalam bidang budaya.
GambarTari Saman Menggunakan Pola Lantai Visitbandaaceh Com from saman menggunakan pola lantai vertikal, horizontal, diagonal dan garis melengkung. Pola lantai garis lurus horizontal. Contoh tari dengan pola lantai diagonal adalah tari gending sriwijaya, sumatra selatan. Tari kecak merupakan salah satu Tari Gending Sriwijaya –Sebagai negara yang kaya akan keberagaman, Indonesia menyimpan beragam kebudayaan yang sangat menarik dan legendaris, salah satunya tari Gending Sriwijaya. Tarian dari Sumatera Selatan ini bertema kolosal, dengan nuansa kolosal yang sakral dan membuat penontonnya merasa takjub. Kebudayaan ini terus dilestarikan dan dipelajari berbagai kalangan, termasuk anak-anak sekolah. Asal Tari Gending Sriwijaya Gending Sriwijaya merupakan tarian khas dari provinsi Sumatera Selatan, tepatnya kota Palembang. Apabila diartikan secara harfiah, kata Gending Sriwijaya bermakna “Irama Kerajaan Sriwijaya”. Sesuai dengan nama tersebut, tarian ini memang dikenal sebagai peninggalan dari zaman Kerajaan Sriwijaya. Awalnya, tarian ini dimaksudkan untuk menyambut para tamu penting yang bertandang ke kerajaan. Tarian ini ditarikan sembilan penari yang kesemuanya perempuan. Hal ini berasal dari representasi sungai di Sumatera Selatan yang juga berjumlah sembilan. Penari yang membawakan Gending Sriwijaya dikawal dua laki-laki, yang dilengkapi payung serta tombak di tangannya. Tepak dengan isi sekapur sirih nantinya diberikan ke tamu yang dianggap paling spesial sebagai lambang penghormatan. Baca Juga Tari Giring Giring Sejarah Tari Gending Sriwijaya Kemunculan tarian ini bermula dari permintaan Jepang yang ketika itu berada id Karesidenan Palembang. Dalam perintah ini, masyarakat diminta untuk membuat lagu serta tarian dalam rangka menyambut para tamu yang datang menuju Sumatera Selatan untuk acara resmi. Permintaan tersebut diberikan dari akhir 1943 sampai 1943, sempat mengalami penundaan karena persoalan politik Jepang dan Indonesia. Sesudah penundaan tersebut, gagasan ini kembali ditindaklanjuti di Oktober 1943. Saat itu sastrawan Nungtjik diberi mandat oleh Letkol OM Shida. Nungtjik kemudian mengajak Ahmad Dahlan, seniman Palembang yang ahli memainkan biola untuk bersama membuat lagunya. Penulisan syair setelah lagunya selesai dilakukan A. Dahlan Mahibat kemudian disempurnakan kembali. Sesudah penciptaan lagu selesai, tari penyambutan mulai dibuat dengan bahan tari adat dari Palembang yang telah ada sebelumnya. Adalah Miss Tina, ahli budaya dari Palembang yang merupakan penari profesional ditugaskan mengurus properti serta busananya. Sedangkan untuk menyusun gerakan tari, Sukainah Rozak bersama RM Akib bekerjasama dalam merancangnya. Setelah itulah latihan mulai dilakukan di gedung bernama Bioskop Saga. Selanjutnya pada Mei 1945, Gending Sriwijaya pertama kali ditampilkan di hadapan Kepala Pemerintahan dari Jepang yakni Kolonel Matsubara. Tariannya dibawakan oleh beberapa nyonya pejabat, bersama dengan anggota dari kelompok Bangsawan Bintang Berlian. Barulah pada 2 Agustus tahun 1945, tarian ini resmi dibawakan untuk menyambut para pejabat Jepang di Masjid Agung Palembang. Sesudah kemerdekaan RI, Gending Sriwijaya secara resmi ditetapkan sebagai tarian penyambutan tamu pemerintahan yang mengunjungi Sumatera Selatan. Properti Tari Gending Sriwijaya Pada umumnya, setiap tarian memiliki properti yang menunjang kebutuhan penari serta mendukung penampilan secara keseluruhan. Berikut beberapa properti yang umum digunakan dalam tarian Gending Sriwijaya Aesan gede. Kostum yang dipakai penari utama. Warnanya merah sehingga lebih menarik perhatian, dengan corak khas Sumatera Selatan. Teluk belanga. Kostum yang dipakai para penari laki-laki, berupa baju panjang serta celana panjang dengan tambahan kain atau sarung songket. Aesan pak sakong. Dipakai penari pendamping perempuan, berbahan beludru seperti baju kurung. Tidak ditambahkan kemben songket, dengan desain mahkota yang lebih sederhana. Kemben yang berupa perpaduan budaya Jawa, berbentuk persegi panjang dan melilit dada sampai pinggang. Menyerupai ikat pinggang dari bahan kuningan, dilengkapi ukuran motif hewan serta tumbuhan. Dipakai penari dengan mengikatnya di pinggang lalu dikaitkan di pending. Bahannya terbuat dari kain jenis songket asal Palembang. Berfungsi menutupi dada, berbahan kain beludru bermotif manik-manik atau payet dengan warna yang beragam terutama keemasan. Hiasan untuk kepala dari kuningan, logam, atau perak. Dilengkapi ornamen berbentuk burung garuda di tengahnya, hanya dipakai penari utama. Kalung, gelang, dan tanggai. Sanggul Malang. Tatanan rambut para penari perempuan yang berupa sanggul, dilengkapi aksesoris berwarna emas dan tambahan cempako berbentuk bunga dan beringin. Sewet songket. Bawahan penari yang bermotif lepus motif penuh benang emas. Kain songket yang dikhususkan bagi penari laki-laki. Wadah dengan tutup bentuk persegi dari bahan utama kayu. Bagian luarnya dihias dengan ukiran bercorak Palembang. Di dalamnya ada kapur, gambir, sirih. Tombak dan payung. Biasa dibawa penari laki-laki ketika mengawal penari utamanya ketika membawakan sekapur sirih untuk tamu. Alat musik. Berupa gamelan lengkap, saat ini ditambah juga dengan bas, biola, hingga accordion. Baca Juga Tari Golek Menak Pola Lantai Tari Gending Sriwijaya Setiap tarian dibekali dengan pola lantai yang dapat mengarahkan penari dalam memposisikan gerakannya. Pola lantai juga mengandung makna tertentu. Untuk Gending Sriwijaya, ada dua pola lantai utama yang digunakan, yakni Pola yang berbentuk lurus ini mengarahkan penari untuk berdiri berjejer hingga terbentuk garis horizontal. Makna dari pola lantai ini adalah hubungan di antara manusia dengan sesamanya, yang sebenarnya sejajar dan saling menghargai. Pola yang digunakan ketika pelari mulai melakukan gerakannya adalah lengkung, yang membentuk huruf V. Ini merupakan pola yang melambangkan kebersamaan dan kekompakan penduduk. Baca Juga Tari Gong Gerakan Tari Gending Sriwijaya Keanekaragaman gerak dalam tarian Gending Sriwijaya memiliki filosofi yang ditampilkan kepada penonton untuk memberikan nilai-nilai kehidupan manusia dengan Tuhan, serta menceritakan kejayaan Sriwijaya. Gerakannya terbagi menjadi tiga bagian, yakni seperti berikut 1. Gerak Awal Bagian yang pertama adalah permulaan, yang berfungsi membuka pertunjukan tari. Gerakan ini dibawakan pada permulaan tari Gending Sriwijaya. Bagian ini memuat sebanyak empat gerakan, yakni seperti berikut Dilakukan melalui dua jenis gerakan yaitu sembah biasa serta sembah sambil berdiri. Jalan keset. Penari menggeser kaki kanannya ngeset menuju arah depan lalu menyerong sedikit ke arah kanan. Kaki kirinya berjinjit, tangan dalam posisi seperti gerakan sembah. Tangan disilangkan kemudian diayunkan hingga terbentuk pola seperti lingkaran. Elang terbang. Kedua tangan penari diayunkan ke atas lalu bawah sampai dua kali. 2. Gerak Pokok Memuat gerakan inti yang menjadi fokus utama dalam tari Gending Sriwijaya. Jika gerakan awal masih cukup sederhana, bagian pokok ini lebih kompleks. Terdapat beberapa gerakan yang termasuk dalam bagian ini, yaitu Elang terbang. Gerakan ini juga muncul pada bagian pokok, dimana penari menambahkan gerak tertentu yang belum ada di elang sebelumnya. Elang terbang melambangkan sikap yang kuat serta teguh pendiriannya. Tutur sabda. Tangan dalam posisi menyilang, kemudian diubah ke gerak kembar arah kanan, kemudian ukel, lalu ditarik menuju arah depan badan. Gerakan yang mengajak penonton agar menjunjung kebenaran sambil terus berbuat baik. Tabur bunga. Tangan menyilang, diikuti dengan gerak di tangan kanan seolah menaburkan bunga dengan tangan kiri di depan dada. Tangan yang tadinya menyilang diarahkan ke belakang, dilanjutkan gerak ukel, tumpang tali, kemudian menjentik dan menaikkan tangan lagi ke atas. Jari tangan membentuk sebuah lambang yakni Tri Murti. Maknanya adalah berserah kepada Tuhan. Ulur benang. Tangan menyilang, lalu berayun seolah mengulurkan benang. Siguntang mahameru. Tangan diarahkan ke samping tubuh, lalu tangan kanan di atas kepala sambil tangan kiri diletakkan di depan dada. 3. Gerak Akhir Setelah menyelesaikan gerakan pokok, penari akan mendinginkan kembali suasana dengan gerakan yang syahdu dan penuh hormat. Dalam bagian akhir dari tarian, penari akan melakukan beberapa gerakan seperti di bawah ini Tolak bala. Gerakan yang dimaksudkan sebagai penolakan akan hal-hal yang berdampak negatif terhadap hidup manusia. Tangan yang tadinya menyilang diarahkan ke posisi tangan kanan yang ngiting, diletakkan di atas telinga kanan. Tangan kiri tetap di depan dada. Sembah penutup. Tangan melakukan gerak menyilang, disertai ulur benang sambil duduk. Tangan kanan lalu melakukan kebar, ukel, kemudian ditutup dengan sembah. Keunikan Tari Gending Sriwijaya Tarian Gending Sriwijaya memiliki keunikan dari banyaknya makna yang terkandung di dalamnya, Misalnya saat penari banyak melakukan jentikan pada ibu jari serta jari tengahnya setelah gerak melepas yang sesuai ketukan. Hal ini mengandung filosofi bahwa masyarakat Palembang secara umum merupakan individu yang disiplin, kuat, dan pekerja keras. Filosofi lain yang terkandung dalam tari Gending Sriwijaya adalah ketaatan terhadap Tuhan, terlihat dari beberapa gerakan seperti sembah, sikap hormat serta toleransi untuk sesama melalui gerakan sembah berdiri. Tidak hanya melalui gerakannya, sekapur sirih yang diberikan pada penonton tertentu rupanya juga mengandung arti mendalam. Ini menggambarkan sikap yang rendah hati dan tidak akan merugikan pihak yang lain. Berikutnya pada pinang yang batangnya lurus dan tidak ada rantingnya menunjukkan loyalitas tinggi serta budi pekerti dari warga Sumatera Selatan. Gambir yang digunakan perlu diolah sehingga dapat dipakai menginang dengan sirih, hal ini melambangkan bahwa manusia perlu sabar diiringi dengan sikap pantang menyerah agar bisa meraih kesuksesannya. Berdasarkan berbagai makna yang terkandung, dapat ditarik kesimpulan bahwa tarian ini menunjukkan karakter sabar, peduli, ramah, setia, kuat, dan kerjasama. Fungsi Tari Gending Sriwijaya Gending Sriwijaya memiliki berbagai fungsi yang memberikan manfaat baik bagi pelaku maupun penontonnya. Berikut ini beberapa fungsi dari tarian Gending Sriwijaya 1. Fungsi Moral dan Edukasi Fungsi utama dari tarian ini adalah mengenalkan masyarakat akan nilai-nilai moral yang bermakna untuk kehidupannya. Pesan-pesan yang diberikan juga menggambarkan seperti apa hubungan manusia dengan sang pencipta, sembari mengulang kisah mengenai Kerajaan Sriwijaya di masa kejayaannya. 2. Fungsi Hiburan Seni tari memiliki fungsi yang lekat dengan unsur hiburan, karena memberikan penampilan gerak yang berpadu dengan iringan musik atau nyanyian. Penonton berkesempatan menyaksikan keindahan tari Gending Sriwijaya yang sarat makna dan ditampilkan dengan ekspresif. Menyaksikan pertunjukan seni dapat menjadi pelampiasan emosi yang sehat dan menghadirkan suasana positif. 3. Fungsi Sosial Interaksi sosial tergambar dalam beberapa gerakan seperti menaburkan bunga dan memberi salam sembah. Selain itu, menampilkan tarian ini di berbagai festival atau acara lainnya dapat mempertemukan orang-orang dengan kebudayaan berbeda. Dengan demikian, dapat terjadi dialog yang menambah luas wawasan bahkan mengenalkan sektor pariwisata Palembang di kancah nasional. Penutup Artikel Tari Gending Sriwijaya Itulah ulasan mengenai tari Gending Sriwijaya, peninggalan bersejarah dari zaman penjajahan yang kemudian diresmikan sebagai bagian dari kebudayaan asli. Hingga kini, representasi nenek moyang ini menandakan bangsa yang saling menghargai, kokoh, ramah, dan tulus dalam menyambut tamu. Hal ini menggambarkan esensi saling menghormati antar manusia dan wujud syukur terhadap Tuhan sang pencipta. Tari Gending Sriwijaya Fimelacom, Jakarta Pola lantai di dalam tari tradisional, dijadikan sebuah acuan oleh penari untuk menguasai jenis-jenis tarian. Memahami pola lantai di dalam sebuah tarian, bisa membuat gerakan tari menjadi lebih indah. tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, dan tari Pendet dari Bali. Pola Lantai MelengkungPola garis lantai yang Tari Gending Sriwijaya – Tampak menuju panggung sembilan perempuan dengan pakaian adat yang lengkap beserta macam-macam aksesori seperti dodot, paksangkong, tanggai, sampai selendang mantri. Di tengah juga di paling depan, seorang penari membawa kotak dengan nuansa kolosal, yang biasa disebut tepak, sedangkan di sekitarnya berkeliling suara gending yang mengiringi gerak gemulai mereka. Para penari tersebut akan menarikan tari Gending Sriwijaya. Tari Gending Sriwijaya adalah gerakan tari kolosal peninggalan dari kerajaan Sriwijaya. Dahulu, tarian ini hanya dipentaskan oleh orang-orang kalangan kerajaan untuk menyambut tamu-tamu kerajaan. Namun, kini, tarian Gending Sriwijaya sudah lebih luas dipergunakan, bahkan dipentaskan oleh masyarakat Palembang pada berbagai hajat, seperti pertemuan instansi-instansi pemerintahan, pernikahan, sampai berbagai perhelatan budaya. Selain itu, tari Gending Sriwijaya juga diiringi oleh musik, yang muncul sebagai perpaduan dari alat musik gamelan. Musik gending tersebut lengkap dengan vokal yang biasanya menggambarkan ungkapan syukur dan kegembiraan atas kesejahteraan. Sayangnya, belakangan ini, tari Gending Sriwijaya tak selalu menggunakan alunan musik gending secara langsung dan asli, tak jarang yang hanya menggunakan rekaman dari musik yang sudah ada. Pengertian Tari Gending SriwijayaMakna Tari Gending Sriwijaya1. Jentikan Ibu Jari dan Jari Tengah2. Gerakan Sembah Berdiri3. Sekapur SirihSejarah Tari Gending SriwijayaFungsi Tari Gending SriwijayaRagam Gerakan1. Gerakan Awal2. Gerakan Inti3. Gerakan AkhirPola Lantai Tari Gending SriwijayaProperti Tari Gending Sriwijaya1. Selendang Meranti2. Teratai3. Pending4. Kalung Kebo Munggah5. Tanggai6. Tepak7. Bunga Rampai8. Sanggul Malang9. Kelat Bahu10. Kelapo TandanJumlah Penari dalam Tari Gending SriwijayaMusik IringanBusana dan Tata RiasKeunikan Tari Gending SriwijayaCara Melestarikan Warisan Budaya TakbendaKesimpulanRekomendasi Buku & Artikel TerkaitBuku Terkait Tarian DaerahMateri Terkait Tarian Daerah Pengertian Tari Gending Sriwijaya Indonesia Kaya Tari Gending Sriwijaya secara umum ditarikan oleh 9 penari, dan mereka semua ialah perempuan. Jumlah penari dalam tarian ini sebagai representasi dari sembilan sungai yang ada di Sumatera Selatan. Terdapat juga dua orang laki-laki berbusana lengkap dengan payung dan tombak di tangan, yang mengawal penari Gending Sriwijaya. Satu di antara sembilan penari tersebut, seperti yang telah disinggung sebelumnya, membawa tepak yang berisi sekapur sirih yang nantinya bakal diberikan pada tamu yang dianggap spesial. Adapun, tepak ini merupakan bentuk penghormatan. Dominasi dari gerak tari Gending Sriwijaya ialah gerak membungkuk dan berlutut, serta sesekali melempar senyum sembari melentikkan jari-jari kuku. Makna gerakan tersebut ialah sebagai penghormatan kepada para tamu yang datang. Tari Gending Sriwijaya juga punya gerakan inti berupa gerak penari utama yang membawa tepak isi sekapur sirih untuk diberikan kepada tamu yang terhormat. Pembawa tepak ini tadinya hanyalah orang-orang yang diperkenankan bagi remaja putri dari keturunan raja. Tarian yang satu ini menjadi representasi dari nenek moyang Nusantara. Bangsa yang besar, bangsa yang menghormati dan menghargai persaudaraan antarsesama juga direpresentasikan melalui tarian ini. Selain itu, tari Gending Sriwijaya, juga menggambarkan kegembiraan para gadis, serta Kerajaan Sriwijaya sendiri sebagai tuan rumah yang ramah dan tulus terbuka menyambut tamu. Tari ini juga merupakan esensi sikap menghormati antar sesama manusia, dan bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Awalnya, tari Gending Sriwijaya merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini hanyalah boleh ditampilkan oleh kalangan kerajaan. Namun, tarian itu sudah bisa dipentaskan oleh masyarakat umum di masa sekarang. Tari Gending Sriwijaya sendiri memiliki berbagai makna yang terkandung di dalamnya. Pada pertunjukan tari Gending Sriwijaya seringkali membawakan cerita tentang masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh agama Buddha. Tarian yang satu ini juga punya makna terkait masyarakat Palembang yang punya sikap rendah hati, mandiri, tawakal, dan punya rasa gotong royong yang tinggi. Selain itu, mereka juga digambarkan suka menolong. Tak hanya pengertian tariannya secara umum, tari Gending Sriwijaya tentunya juga memiliki makna tersendiri untuk setiap gerakannya, seperti tarian tradisional lainnya. Berikut ini adalah makna beberapa di antaranya 1. Jentikan Ibu Jari dan Jari Tengah Penari akan menjentikkan ibu jari dan jari tengah mereka sesuai irama. Lantas, mereka akan melepas jentikkan tersebut. Adapun arti dari gerakan ini ialah kerja keras dan kedisiplinan yang tertanam dalam diri masyarakat Palembang. 2. Gerakan Sembah Berdiri Makna dari gerakan ini adalah masyarakat Palembang merupakan masyarakat yang taat akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah, gerakan ini juga menggambarkan sikap toleransi yang dimiliki masyarakat Palembang terhadap sesamanya. 3. Sekapur Sirih Daun sirih yang diberikan dalam tarian ini sendiri memiliki makna kerendahan hati, dilihat dan digambarkan dari cara berkembangnya tanaman tersebut. Batang sirih yang memiliki bentuk yang lurus pun punya makna sendiri, seperti budi pekerti dan loyalitas. Tari Gending Sriwijaya ini secara garis besar punya makna bahwa terdapat jiwa yang rendah hati, peduli, gotong royong, mandiri, serta tawakal yang terdapat pada masyarakat Palembang. Sejarah Tari Gending Sriwijaya Menurut sejarah, Kerajaan Sriwijaya dulunya mempunyai tarian yang ditunjukkan sebagai persembahan untuk dewa, sekaligus tarian penyambutan; tarian yang bersifat sakral. Tari Tanggai merupakan nama dari tarian tersebut. Sayangnya, tari ini mengalami modifikasi karena peraturan yang melarang wanita untuk menari di masa penjajahan Belanda. Sebab itulah, tarian Tanggai tersebut berubah dan ditampilkan oleh laki-laki. Tari Tanggai pun tak diperbolehkan sama sekali pada masa penjajahan Jepang. Dengan begitu, masyarakat Palembang jadi tidak punya tarian tradisional untuk menyambut tamu. Melihat perkara ini, pemerintah Jepang pun meminta masyarakat Palembang agar membuat sebuah tarian serta lagu pengiring yang menjadi tarian penyambutan. Kemudian, tari Gending Sriwijaya dibuat oleh Tina Haji Gong dan Sukainah A. Rozak pada tahun 1943. Bentuk tarian ini adalah kombinasi dari berbagai unsur tarian adat yang telah ada di Palembang. Unsur Buddhisme dan Batanghari Sembilan alias sembilan sungai di Sumatera Selatan juga diaplikasikan dalam tarian Gending Sriwijaya ini. Kita dapat melihat penggunaan unsur Batanghari Sembilan pada penari yang jumlahnya 9 orang. Dibantu Nungcik yang membuat syair, Dahlan Muhibat membuat lagu untuk musik tarian Gending Sriwijaya. Pada tahun 1944, pembuatan seluruh rangkaian tarian selesai dan akhirnya pertama kali ditampilkan di halaman Masjid Agung Palembang, dalam acara penyambutan pejabat ke Palembang. Fungsi Tari Gending Sriwijaya Terdapat berbagai fungsi yang perlu kita ketahui dari tari Gending Sriwijaya. Berikut ini tiga fungsi dari tarian tersebut Sebagai tari penyambutan tamu kehormatan. Sebagai hiburan bagi masyarakat. Sebagai pemeriah acara, seperti festival, acara pernikahan, dan lain sebagainya. Ragam Gerakan Majalah Teras Terdapat tiga tahap pembagian pada gerakan tari Gending Sriwijaya. Ketiganya adalah gerakan awal, gerakan inti, sampai gerakan akhir. Berikut kami paparkan penjelasan lebih dalam dari rangkaian gerakan ini 1. Gerakan Awal Sembah adalah permulaan gerakan yang lantas dilanjutkan dengan sembah berdiri. Kedua kaki penari berjinjit dan tangan penari menangkup. Setelahnya, posisi kepala dan badan pun menunduk. Kemudian, penari melakukan jalan keset. Kaki kanan penari pun bergeser ke arah kanan depan, sedangkan kaki kirinya berjinjit dengan tangan yang masih dalam posisi sembah. Usai jalan keset, penari menyilangkan tangan dan diayunkan, sehingga membentuk lingkaran sambil berdiri di bagian kiri dan kanan. 2. Gerakan Inti Dimulai dengan tutur sabda yang mengubah posisi tangan silang menjadi kembar, gerakan inti dilanjutkan dengan pandangan mata yang mengikuti pergerakan tangan. Selanjutnya, penari akan membuat gerakan tangan seolah tengah menabur bunga. Badan diposisikan condong ke depan, lalu penari akan bersimpuh. Penari kemudian mengarahkan tangan ke belakang, diikuti gerak ukel ke depan serta kembali membawa tangan ke atas. Tangan penari lalu disilangkan dan diarahkan ke badan bagian samping. Tangan kanan bergerak ke atas kepala, sedangkan tangan kiri diletakkan di depan dada. Gerakan inti akan berakhir dengan ulur benang, di mana tangan penari akan serupa dengan saat mengulur benang. 3. Gerakan Akhir Gerakan akhir bermula dengan gerak tolak bala, yakni penggambaran atas penolakan segala hal negatif yang hadir dalam diri manusia. Penari setelahnya akan menggerakkan tangan ke atas telinga kanan dan tangan kirinya di dada. Badan diposisikan condong ke depan, dan posisi kepala menunduk. Penari, selanjutnya akan melakukan sembah sebagai penutupan untuk menutup tarian ini. Pola Lantai Tari Gending Sriwijaya Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai lurus yang selanjutnya berupa ke pola garis “V”. Panggung akan dimasuki para penari dengan pola lantai garis lurus. Setelahnya, formasi huruf “V” akan dibentuk dengan penari yang memecah, dan penari utama akan menjadi titik tengah dari pola ini. Dalam tarian ini, dibutuhkan sekiranya 13 orang penari. Masing-masing, terbagi atas 9 penari perempuan yang menyimbolkan Batanghari Sembilan, 1 pelantun lagu “Gending Sriwijaya”, dan 3 orang penari laki-laki. Tugas dari penari utama ialah memegang tepak serta menjadi titik tengah. Peridon dibawa oleh dua orang penari di belakang penari utama, sama halnya dengan tiga orang lainnya. Payung dibawa oleh satu penari laki-laki, dan dua penari lainnya memegang tombak. Properti Tari Gending Sriwijaya Grameds, berikut ini properti tari yang diperlukan untuk mementaskan tarian Gending Sriwijaya. Mari simak dengan seksama! 1. Selendang Meranti Selendang meranti dibuat dengan kain songket khas Palembang. Selendang ini akan diikatkan di pinggang penari, dan diletakkan ke bagian pending. 2. Teratai Bukan bunga teratai, tetapi yang dimaksud teratai sebagai properti tari Gending Sriwijaya adalah penutup dada dari beludru, yang punya aksen manik-manik. Terdapat berbagai macam warna teratai, yang akan semakin berkesan mewah jika warnanya semakin emas. 3. Pending Pending merupakan properti tari Gending Sriwijaya berbentuk ikat pinggang yang terbuat dari kuningan ialah pending. Bentuknya berupa untaian lempengan persegi, serta terdapat ukiran motif hewan atau tumbuhan padanya. Bentuk segi enam menjadi bagian depan pending, tetapi ukurannya lebih besar. 4. Kalung Kebo Munggah Setiap susun dari kalung ini menggambarkan status sosial. Kalung kebo munggah tersusun atas tiga bagian, dengan bagian bawah yang paling besar dengan warna keemasan. 5. Tanggai Properti tanggai yang terbuat dari perak, kuningan, atau jenis logam lain ini diletakkan ke ujung jari. Tujuannya, untuk memberikan kesan lentik pada jari penari. 6. Tepak Tepak merupakan sebuah wadah yang dibawa-bawa dengan isinya berupa sekapur sirih. Tepak terbuat dari bahan kayu, tepak juga berhiaskan ukiran khas Palembang. 7. Bunga Rampai Properti rampai ialah hiasan yang diletakkan pada bagian belakang kepala penari. Adapun properti ini terdiri atas berbagai bunga yang dibuat roncean, sehingga menjadi bunga rampai. 8. Sanggul Malang Tatanan rambut para penari disebut sebagai sanggul malang. Hiasan berupa bentuk bunga dan kombinasi beringin akan diberikan pada sanggul ini. 9. Kelat Bahu Warna dari kelat bahu ialah keemasan, dan bentuknya seperti burung. Kelat bahu ini dipakai pada bagian bahu kanan dan kiri penari. 10. Kelapo Tandan Kelapo tandan merupakan hiasan yang diletakkan di sanggul. Hiasan ini berbentuk bunga dan daun, dengan makna kasih sayang dan gotong royong yang terkandung. Jumlah Penari dalam Tari Gending Sriwijaya Disebutkan laman Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, terdapat 9 orang penari Gending Sriwijaya yang diiringi oleh dua pengiring sekaligus pembawa payung dan tombak. Musik Iringan Alat musik yang dipadukan dengan vokal yang menyampaikan kegembiraan dan rasa syukur, mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Meski begitu, seiring berjalannya waktu, banyak pementasan tarian ini yang cuma memainkan musik rekaman,. Selain itu, lagu Gending Sriwijaya yang mengandung arti rasa rindu dengan masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya juga mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Dulunya, kerajaan ini pernah menjadi pusat pemerintahan agama Buddha. Busana dan Tata Rias Aesan Gede adalah busana yang digunakan dalam tarian Gending Sriwijaya. Para penarinya akan dirias seanggun mungkin, serta mereka harus memakai selendang mantra di pinggang beserta gelang paksangkok. Keunikan Tari Gending Sriwijaya Kita bisa menyaksikan keunikan tari Gending Sriwijaya pada jentikkan jari yang menggunakan ibu jari dan jari tengah, ditambah lagi, lagu pengiring ciptaan Nungcik sehingga kekhasan Palembang, Sumatera Selatan bisa terlihat dengan indah. Masyarakat yang menjunjung tinggi dan menghormati persaudaraan direpresentasikan melalui tarian Gending Sriwijaya. Tarian ini, seperti penjelasan sebelumnya, memang menggambarkan sikap ramah terhadap para tamu. Semangat ini jugalah yang perlu kita, sebagai penerus bangsa, lestarikan. Kita harus menjunjung tinggi dan menghormati nilai persaudaraan agar persatuan tercipta. Cara Melestarikan Warisan Budaya Takbenda Sebelum tahu cara melestarikan warisan budaya takbenda, kita kepoin dulu. Apa itu warisan budaya takbenda? Warisan ini meliputi segala praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, serta alat-alat atau benda, artefak, dan ruang-ruang budaya yang terkait dengannya, yang diakui oleh beragam komunitas, kelompok, dan perseorangan dalam hal tertentu sebagai warisan budaya mereka. Warisan budaya takbenda yang senantiasa diwariskan antargenerasi ini diciptakan kembali oleh berbagai kelompok dan komunitas, sebagai tanggapan mereka terhadap lingkungannya, interaksi dengan alam, sejarah, serta rasa jati diri dan keberlanjutan demi memajukan penghormatan keanekaragaman budaya dan daya cipta insani. Bukti perkembangan kebudayaan masyarakat Indonesia terdapat pada Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Oleh karena itu, untuk melestarikannya, kita mesti mengetahui, mengenali, sehingga rasa memiliki dan menghargai warisan budaya tersebut muncul. Selanjutnya, pelestarian warisan budaya takbenda bisa dilakukan dalam bentuk perlindungan, pengembangan, sampai pemanfaatan, seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan perlindungan adalah tindakan yang bertujuan menjamin kelestarian warisan budaya. Misalnya, melindungi secara hukum atau lewat peraturan dan kebijakan terkait warisan budaya takbenda, penelitian, dokumentasi, sampai pendidikan. Setelahnya, barulah dilakukan pengembangan yang dilakukan lewat promosi dan pengemasan. Dengan begitu, akan banyak masyarakat mengetahui betapa indahnya warisan takbenda. Agar bisa lebih dirasakan oleh masyarakat, maka warisan budaya takbenda juga bisa dimanfaatkan dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, sosial, pariwisata, ekonomi, keagamaan, internalisasi nilai, dan diplomasi budaya. Beragam upaya tersebut mesti tetap memegang prinsip pelestarian, dan tidak merusak nilai budaya masyarakat Indonesia. Kesimpulan Grameds, itulah pengenalan terkait salah satu tari tradisional yang sangat indah dan menawan, dengan maksud mulia dan kemurahan hati dalam menyambut tamu, yakni tari Gending Sriwijaya. Tarian ini memang tampak begitu mewah dan elegan. Meski begitu, kerendahhatian dan gotong royong kental terkandung di dalamnya. Semoga setelah membaca artikel ini sampai habis, Grameds tertarik untuk belajar tari Gending Sriwijaya, sehingga tarian ini bisa terus dilestarikan. Untukmu yang ingin mempelajari lebih lanjut terkait tari tradisional, cobalah menemukan buku terkait yang disediakan oleh situs sebagai toko buku online terbesar di Indonesia! LebihDenganMembaca. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Penulis Sevilla Nouval Evanda BACA JUGA 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya Tari Saman Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan Mengenal Sejarah Asal Tari Piring dan Makna Setiap Gerakannya 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati Makna dan Asal-Usul 5 Tarian Klasik dari Jawa Tengah ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
MundurGawang. Gerakan ketiga ini merupakan pamungkas untuk menutup pementasan Tari Serimpi. Dalam Mundur Gawang penari akan berjalan meninggalkan area pementasan sesuai dengan pola langkahnya. Adapun pola lantai Tari Serimpi adalah pola horizontal atau lurus. Dalam pementasan, para penari akan berbaris secara lurus dan tidak berpindah.
Pola lantai diagonal Dalam pola ini penari bergerak membentuk garis melintang dari sudut kiri bawah ke kanan atas atau sebaliknya. Tarian tradisional yang menggunakan pola lantai ini yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari Pendet dari Bali. Tari Gending Sriwijaya Youtube Sebenarnya tari gending sriwijaya menggunakan pola lantai lurus yang berkembang menjadi pola lantai garis lantai tari gending sriwijaya. Tari Gending Sriwijaya menggunakan kombinasi pola lantai lurus yang berkembang menjadi pola lantai garis V. Pola lantai ini dilakukan baik oleh penari tunggal berpasangan atau penari kelompok. Pola lantai vertikal punya pola yang bentuknya lurus memanjang. 6 dari 7 halaman Pola. Contoh tarian daerah yang menggunakan pola lantai diagonal adalah tari gending sriwijaya dari sumatera selatan tari sekapur sirih dari jambi dan tari pendet dari bali. Pola horizontal dan vertikal. Pola Lantai Tari perlu diketahui dan dipelajari oleh seseorang yang ingin menguasai tarian. Mar 27 2021 a. Syair dari tari Gending Sriwijaya sendiri dibuat oleh Nung Cik AR dan musik pengiringnya dibuat oleh Dahlan Mahibat. Tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari sekapur sirih dari Jambi tari gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari pendet dari Bali. Tari Tanggai menerapkan pola lantai berupa horizontal melingkar serta huruf V. Jika ada apakah kalian tahu tentang tari Gending Sriwijaya pasti tau kan karena tarian ini merupakan tari paling populer di daerah tersebut. Tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari Sekapur Sirih dari Jambi tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari Pendet dari Bali. Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Ketika sedang melakukan tarian terdapat beberapa jenis pola lantai yang menjadi tolak ukur atau patokan. Pola lantai yang satu ini bisa membuat penari menjadi lebih indah saat membawakan suatu tarianTarian tradisional yang menggunakan pola lantai ini yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari Pendet dari Bali. Contoh tarian daerah yang menggunakan pola lantai diagonal adalah tari gending sriwijaya dari sumatera selatan tari sekapur sirih dari jambi dan tari pendet dari bali. Pola Lantai Garis Melengkung Penari membentuk garis lingkaran. Dalam tarian terdapat dua pola garis dasar pada lantai yaitu garis lurus dan lengkung. Contoh tari tradisional yang menggunakan pola lantai diagonal yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari Pendet dari Bali. 2 yaitu horizontal dan vertikal. Pada saat masuk ke area pertunjukan para penari membentuk formasi garis lurus. Pola lantai melingkar merupakan pola dalam seni tari yang membentuk garis lingkaran. Tari gending Sriwijaya menggunakan pola lantai. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal vertikal dan diagonal. Pola lantai lurus vertikal pola lantai horizontal pola lantai diagonal pola garis melengkung. Mar 30 2021 2. Pada tahun 1965 atau pada masa pemberontakan PKI Nung Cik AR ditangkap oleh pemerintah karena diduga sebagai anggota PKI sehingga tari Gending Sriwijaya. Mau tanya dong apakah di antara kalian ada yang berasal dari daerah Sumatera Selatan. Tari rakyat dan tari tradisional banyak menggunakan pola ini. Contoh tariannya adalah Tari Gending Sriwijaya dari Sumatra Selatan serta Tari Pendet dari Bali. Pola lantai melingkar memberi kesan lemah dan lembut. Pola lantai tari gending sriwijaya ada. Tetapi untuk saat ini tarian tersebut. Pola lantai ini memberi kesan lemah dan lembut. Pola lantai garis melengkung pada pola lantai garis melengkung penari membentuk garis lingkaran pola lantai lengkung ular dan pola lantai angka delapan. Pola lantai sendiri sering digunakan pada beberapa tarian terutama tari kelompok karena akan memberikan tarian yang lebih indah memukau dan menarik untuk disaksikan. Ada beberapa jenis tarian tradisional yang menggunakan pola lantai ini antara lain tari Sekapur Sirih dari Jambi tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari Pendet dari Bali. Semoga membantu 128 votes Thanks 129. Untuk pola lantai huruf V kaitannya adalah dengan posisi melengkung lebih tepatnya meruncing karena merujuk huruf V yang dibentuk. Pola Lantai Diagonal Penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Selanjutnya bergerak dengan pola lantai garis membentuk huruf V dengan penari utama berada pada susunan paling depan. Kemudian jika sudah mulai bergerak maka pola lantainya berubah menjadi seperti huruf V dengan penari utama berada di susunan paling depan. Tari gending merupakan tarian yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menyambut kedatangan tamu. Contoh tari dengan pola lantai diagonal adalah Tari Gending Sriwijaya Sumatra Selatan. Pementasan Tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh 9 penari sedangkan Tari Tanggai malah hanya dilakukan oleh 5 penari saja. Pola Lantai Melengkung ilustrasi macam-macam pola lantai tari tradisionalpexels. Dalam artian ketika penari masuk akan menggunakan pola lantai garis lurus. Pola Garis Melengkung Pola garis melengkung sendiri terdiri dari tiga macam yaitu garis lingkaran angka delapan huruf U. Kaypeeoh72z dan 477 orang menganggap jawaban ini membantu. Video Gerakan Tari Gending Sriwijaya Palembang Di Palembang Lengkap Tari Gending Sriwijaya Asal Properti Pola Lantai Video Lengkap Tari Gending Sriwijaya Asal Properti Pola Lantai Video Macam Macam Pola Lantai Tari Beserta Gambar Dan Contohnya Bangmaul Com Not Angka Lagu Daerah Gending Sriwijaya Pola Lantai Dalam Tari Jawaban Buku Siswa Kelas 6 Tema 2 Subtema 1 Halaman 14 Guru Baik Lengkap Tari Gending Sriwijaya Asal Properti Pola Lantai Video Pola Lantai Tari Pengertian Jenis Contoh Dan Gambarnya Pembelajaran Pola Lantai Tari Youtube
Gambar 1. Pola lantai adalah. A. berpindah atau bergeser idak beraturan B. secara kompak D. Tari Gending Sriwijaya. 33. Membuat penari agar tidak tabrakan saat menari merupakan salah satu tujuan dari . A. Pola lantai B. Koreografi C. Kostum D. Mimik wajah. 34. Tari klasik banyak menggunakan pola lantai . - Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan. Tari tradisional ini digunakan untuk menyambut tamu para raja yang tak hanya indah namun penuh dengan juga Tari Hudoq Asal Dayak, Tarian Pengusir Hama Bernuansa Mistis Budaya penyambutan tamu besar dengan tarian ini ternyata sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Sejarah Tari Gending Sriwijaya Melansir laman resmi sejarah Tari Gending Sriwijaya muncul dari permintaan pemerintah Jepang agar Hodohan Jawatan Penerangan Jepang menciptakan tari dan lagu untuk menyambut tamu secara resmi. Baca juga Tari Kejei Asal Bengkulu Sejarah, Rangkaian, dan Makna Gerakan Tarian ini digagas dari tahun 1942 hingga 1943 dan sempat terkendala akibat kondisi politik di tanah air. Baru pada bulan Oktober 1943 ditindaklanjuti ketika Shida menunjuk Nungtjik yang merupakan Wakil Kepala Hodohan pengganti Su’ud. Baca juga Tari Tide-tide dari Maluku Utara, Sejarah, Gerakan, Makna, dan Kostum Penari Nungtjik yang dikenal sebagai seorang sastrawan dan wartawan kemudian mengajak Achmad Dahlan Mahibat, seorang komponis putra Palembang asli yang pandai bermain biola dari kelompok seni toneel Bangsawan Bintang Berlian untuk bersama-sama membuat lagu terlebih dulu. Setelah lagu selesai, kemudian dibuatlah syair lagunya oleh A. Dahlan Mahibat dan disempurnakan Nungtjik Setelah lagu dan syairnya tercipta, kemudian dibuatlah gerak tari dan properti serta busananya. Miss Tina haji Gung memilih properti dibantu oleh Sukaenah A. Rozak seorang ahli tari. Sementara pengarah gerak dikerjakan budayawan RM Akib dan R Husin berlangsung di gedung Bioskop Saga hingga pada bulan Mei 1945 tari ini dipertunjukkan di hadapan Kolonel Matsubara, Kepala Pemerintahan Umum Jepang. Para penari uji adalah para nyonya pejabat dibantu oleh anggota grup Bangsawan Bintang Berlian. Hingga akhirnya Tari Gending Sriwijaya dipertunjukkan secara resmi pada 2 Agustus 1945. Tarian digunakan untuk menyambut pejabat-pejabat Jepang dari Bukit Tinggi yang bernama dan Djamaludin Adi Negoro di halaman Masjid Agung Palembang. Dalam pagelaran tari tersebut, “Tepak” yang berisi kapur, sirih, pinang dan ramuan lainya dipersembahkan sebagai ungkapan rasa bahagia. Sejak saat itulah Gending Sriwijaya dikenal sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu resmi pemerintahan yang berkunjung ke Sumatera Selatan. Jumlah Penari dan Properti Tari Gending Sriwijaya Subhan Putra Tari gending Sriwijaya menjadi salah satu acara pembukaan Festival Sriwijaya 2017 di Benteng Kuto Besak BKB. Melansir laman Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, jumlah penari Gending Sriwijaya ada 9 orang yang diiringi dengan dua pengiring yang membawa payung dan tombak. Properti yang dibawa penari Gending Sriwijaya adalah busana adat aesan gede, selendang mantri, paksangkong, dodot dan tanggai. Makna Tari Gending Sriwijaya Tarian ini merupakan tari penyambutan tamu yang tak hanya dibuat untuk menghibur penontonnya. Tarian ini melukiskan rasa gembira gadis-gadis Palembang saat menyambut para tamu agung. Selain itu tepak yang berisi kapur, sirih, pinang dan ramuan lainnya dipersembahkan kepada tamu sebagai ungkapan rasa bahagia. Tarian ini terasa begitu indah dengan alunan syair dan permainan gamelan dari lagu Gending Sriwijaya. Saat ini makna Tari Gending Sriwijaya tak hanya digunakan sebagai penyambut tamu kerajaan saja, namun juga digunakan dalam berbagai upacara seperti pernikahan, pesta rakyat, maupun festival kesenian. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
PolaLantai Tari perlu. Pola lantai yang keempat sekaligus yang terakhir adalah pola melengkung. Contoh tarian daerah yang menggunakan pola lantai diagonal adalah tari gending sriwijaya dari sumatera selatan tari sekapur sirih dari jambi dan tari pendet dari bali. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis pola lantai.
Mahasiswa/Alumni Universitas Sebelas Maret14 Februari 2022 0524Halo Arya. Kakak bantu jawab ya. Jawaban untuk soal di atas adalah pola lantai garis lurus dan pola lantai garis V. Berikut pembahasannya. Tari Gending Sriwijaya berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini mempunyai ciri khas pada kemegahan kostum yang didominasi warna merah dan ornamen emas. Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai garis lurus dan pola lantai garis V. Ketika penari masuk akan menggunakan pola lantai garis lurus. Kemudian, jika sudah bergerak, pola lantai berubah menjadi seperti huruf V dengan penari utama berada di susunan paling depan. Jadi, Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai garis lurus dan pola lantai garis V. Semoga membantu. hERd8NV. 228 307 391 483 457 287 350 243 165

gambar pola lantai tari gending sriwijaya